Self-Sugesti adalah sebuah kata majemuk. Terdiri dari dua buah perkataan yaitu self dan sugesti . Self adalah perkataan bahasa Inggris berarti sendiri. Sugesti berasal dari kata Suggestion. Suggestion adalah kata benda . Kata Kerjanya to suggest, yang menurut kamus berarti : To put into a person’s mind the thought of, the desire for,etc. terjemahan bebasnya k.l : Memasukkan pikiran, keinginan dll. kebenak orang lain. Singkat kata, mensugesti adalah mempengaruhi. Dan Selft-Sugesti dapat diartikan mempengaruhi diri sendiri
Dalam tulisan ini akan disajikan uraian, pertama tentang orang yang mampu mensugesti orang lain secara luar biasa. Kedua tentang kebijakan KPRI KIPAS yang bersifat Self-Sugestif
Salah seorang tokoh nasional kita yang memiliki kemampuan luar biasa mensugesti orang lain adalah Bung Karno. Dunia mengakui beliau sebagai orator ulung. Pidatonya sangat memukau dan sangat sugestif
Diawal-awal Revolusi tahun 1945, Bung Karno pernah berpidato di alun-alun utara Yogyakarta, dalam rapat besar yang dihadiri ratusan ribu orang. Rakyat yang sebenarnya sangat menderita karena penjajahan Jepang, bagaikan tersihir oleh pidato, berubah menjadi rakyat yang penuh semangat, penuh keberanian dan sangat percaya diri. Ketika Bung Karno menggambarkan betapa perkasanya Bangsa Indonesia dan betapa mudahnya kita mengalahkan penjajah, beliau menyatakan dengan gayanya yang khas,”Kalau tujuh puluh juta rakyat Indonesia mau meludah bersama, pastilah akan terjadi banjir bandang yang akan menghempaskan Belanda Keparat itu.”
Pernyataan itu disambut dengan sorak-sorai dan tepuk tangan yang gegap gempita
Tokoh nasional yang lain yang memiliki kemampuan luar biasa mengsugesti orang adalah Bung Tomo dari BPRI ( Barisan Pemberontak Republik Indonesia ) . Bung Tomo pun di awal-awal Revolusi tahun 1945 pernah berpidato di alun-alun utara Yogyakarta. Dengan takbir Allahu Akbar dan Pekik Merdeka, Beliau bakar semangat rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah diproklamasikan. Dan agar usaha mempertahankan kemerdekaan itu dapat berhasil, kita perlu membantu pahlawan kita digaris depan dengan pakaian. “ Saudara-saudara” seru beliau,”marilah kita lepas baju kita, kita kumpulkan dan kirim ke garis depan.”
Bagaimana tanggapan orang ?
Ribuan orang itu melepas baju mereka. Ribuan baju terkumpul. Mereka pulang tanpa baju. Dilihat dari keadaan sekarang, kejadian itu kita anggap kejadian biasa. Orang melepas baju, pikir kita, toh masih ada baju kaos. Keadaan ketika itu sangat berbeda. Baju adalah kekayaan yang sangat berharga. Bayangkan. Penulis ketika itu menjual seekor kambing. Laku Rp 90,- ( sembilan puluh rupiah). Kemudian membeli celana kolor, terbuat dari kain bekas sarung bantal. Berapa harganya? Seratus empat puluh rupiah. Celana kolor itu.di jaman sekarang, dibuang pun tidak bakal ada yang mengambil.
Kejadian di alun-alun utara Yogyakarta yang penulis ceritakan diatas, membuktikan betapa Bung Tomo mampu mensugesti orang lain secara luar biasa.
Tokoh luar negeri yang sejarah hidupnya banyak dikaji dan diteliti, yang mampu secara luar biasa mensugesti orang adalah Napoleon Bonaparte. Direktoire yang berkuasa di Prancis diakhir abad ke 18, mengangkat Napoleon menjadi komandan tentara Prancis di Italia. Napoleon menemukan tentaranya di kaki pegunungan Albino dalam keadaan sangat memprihatinkan. Kurang makan, hampir telanjang dan disiplin sudah dirusak oleh penderitaannnya. Setelah mereka melihat jenderal baru yang berbadan kecil, timbullah niat mereka untuk memberontak. Tetapi setelah Napoleon mulai berbicara, insaflah mereka bahwa komandan mereka yang baru adalah komandan yang ulung, walaupun badannya kecil “ Prajurit-prajurit” serunya dengan suara mendering seperti besi” Kamu kekurangan makan dan hampir telanjang. Kamu sudah banyak berjasa pada Pemerintah, tetapi Pemerintah tidak dapat memberi apa-apa kepada kamu. Saya hendak membawamu ke negeri yang paling subur di dunia. Kamu akan menguasai daerah-daerah kaya dan kota-kota besar. Disana kamu akan mendapat kehormatan, kamashuran dan kebahagiaan. Apakah kamu kurang keberanian ?” Tidak ‘ jawab mereka serentak. Napoleon mensugesti prajuritnya. Para prajurit lupa segala penderitaan yang dialaminya. Mereka menjadi sangat berani. Sejarah mencatat bahwa Napoleon beserta pasukannya menghancurkan pasukan Sardinia dan Austria yang berada disemenanjung Italia *)
Dengan menampilkan Napoleon sebagai tokoh yang mampu mensugesti orang secara luar biasa, uraian pertama dianggap cukup. Kemudian dibawah ini akan diutarakan kebijakan KPRI KIPAS yang bersifat Self-Sugestif. Yang bersifat mempengaruhi diri sendiri. Kebijakan seperti itu antara lain
a. dinamainya koperasi kita KIPAS
b. diaturnya waktu pengambilan Simpanan Sukarela wajib bersamaan dengan pengambilan SHU
ART KPRI KIPAS pasal 1 ayat (2) berbunyi sbb :
Perkataan “ Kipas” dipilih untuk nama Koperasi ini dimaksudkan untuk mengungkapkan kemauan mengusahakan penghidupan dan kehidupan yang nyaman dan sejahtera bagi anggota maupun masyarakat pada umumnya.
Dari ayat ini, nampak sekali apa yang tersembunyi dalam nama “Kipas” .Nama KIPAS itu diharapkan dari masa kemasa mensugesti diri sendiri untuk mengusahakan penghidupan dan kehidupan yang nyaman dan sejahtera. Penghidupan dan kehidupan yang nyaman dan sejahtera terkait dengan KPRI KIPAS selama ini rasanya selalu kita nikmati. Umumnya perjalanan sebuah Koperasi, semakin besar koperasi itu semakin besar pula silang sengketa yang terjadi. Di KPRI KIPAS irama perkembangan seperti itu rasa- rasanya tidak terjadi. Bagaimana kalau kenyataan itu kita simpulkan bahwa keadaan KPRI KIPAS seperti itu berkat rahmat atau kasih sayang Allah SWT antara lain lewat nama KIPAS ?
Tidak sedikit anggota Koperasi yang tidak pernah berpikir tentang berapa banyak SHU yang akan diterima. Sebab SHU yang biasa diterima dibawah sepuluh ribu rupiah. Hal itu berbeda dengan pengalaman anggota KPRI KIPAS. Penerimaan uang dari KPRI KIPAS yang difahami sebagai SHU cukup pantas dipikir, diharap dan diperhitungkan dapat menaikkan anggaran pendapatan rumah tangga.
Ditahun 2005 KPRI KIPAS membagi uang kepada anggotanya sekitar
Rp 303.000.000,- anggota KPRI KIPAS sekitar 1000 orang. Sehingga rata-rata penerimaan per anggota sekitar Rp 300.000,-. Pantas bukan kalau uang sejumlah itu diperhitungkan? Apalagi banyak mereka yang menerima lebih besar dari rata-rata. Bahkan ada yang menerima sebanyak Rp 1.864.500,- (satu juta delapan ratus enam puluh empat ribu lima ratus rupiah). Hampir dua juta rupiah. Hampir 20% kenaikan gaji anggota DPR per orang perbulan.
Penerimaan uang yang dipahami atau dirasakan sebagai SHU yang relatif besar antara lain ditopang oleh kebijakan Pengurus dalam penyelenggaraan kredit Modal Usaha. Dalam Surat Keputusan Pengurus tentang Penyelenggaraan Kredit Modal Usaha terdapat ketentuan pengambil kredit harus menyimpan atas namanya di KPRI KIPAS Simpanan Sukarela sebesar 2% dari kredit yang dia ambil. Simpanan Sukarela yang terkait dengan kredit ini baru boleh diambil setelah berusia satu tahun dan pengambilannya pada bulan yang didalamnya terdapat Hari Raya Idul Fitri. Sementara pembagian SHU di KPRI KIPAS ditradisikan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Akibatnya yang dibagi oleh Pengurus untuk diterimakan kepada anggota, kecuali SHU juga Simpanan Sukarela tadi yang berumur satu tahun. Keadaan sebenarnya seperti itulah. Tetapi siapakah yang bersedia mempersulit diri mengingat-ingat berapa SHU yang diterima dan berapa Simpanan Sukarelanya. Orang cenderung praktis. Kalau ditanya berapa SHU yang diterima tahun ini ? Orang akan menjawab dengan enteng. Hampir dua juta.
Kebijakan Pengurus mengatur penyelenggaraan kredit dikaitkan dengan usaha agar anggota memasukkan Simpanan Sukarela dan membagikannya bersamaan dengan pembagian SHU, adalah kebijakan yang cerdas yang menjadikan keluarga besar KPRI KIPAS mensugesti diri sendiri bahwa koperasinya adalah koperasi yang selalu mengusahakan kenyamanan dan kesejahteraan anggota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar